Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram dengan sikap warga yang mendiami bantaran Waduk Pluit. Meskipun Pemprov DKI telah memberikan segala fasilitas, namun warga bersangkutan tetap menolak direlokasi.
“Dikasih rusun, enggak mau. Dikasih rumah, enggak mau. Ya, kalau miskin pada tahu dirilah!” tegas Wakil Gubernur DKI Jakarta itu di Balaikota Jakarta, Senin (29/04).
Pernyataan itu dilontarkan lelaki yang akrab disapa Ahok ini setelah mendapat informasi terakhir bahwa warga Waduk Pluit tidak hanya menolak untuk direlokasi, tapi juga menginginkan pembagian lahan dengan meminta ganti rugi.
“Di Jakarta ini enggak pernah beres soal lahan. Kalau lahan negara kamu dudukin terus minta ganti rugi, mana bisa? Itu jalur hijau,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu.
Menurutnya, Pemprov DKI sebenarnya sudah memberikan jalan keluar terbaik untuk mensejahterakan masyarakat yang hidup di bawah rata-rata.
Seperti pemberian jaminan kesehatan dengan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP) bagi para peserta didik yang membutuhkan jaminan pendidikan.
“Kalau kamu nasibnya kurang baik dan masih miskin, kita kasih rumah, kasih pekerjaan. Anak Anda kan juga harus bisa kuliah, sekolah yang betul. Makanya kita terbitkan KJP. Jadi, kami fokus untuk merelokasi karena perintahnya begitu,” kata Basuki.
Karena itu, sebaiknya warga juga sadar apabila mendirikan bangunan ilegal di atas tanah negara, maka mau atau tidak, harus direlokasi untuk mewujdukan program – proram pemprov DKI.
Seperti diketahui, warga bantaran Waduk Pluit akan direlokasi ke Rusun Marunda, Jakarta Utara. Tiap warga yang berhak menempati rusun itu wajib memenuhi syarat, seperti tidak memiliki tempat tinggal, warga asli DKI, memiliki Kartu Keluarga (KK), dan berpenghasilan di bawah rata-rata.(suaranews)
NB: Ini Wakil Gubernur apa Preman? Nggak ada bedanya dengan FOKE malah jauh lebih parah!
| Share Article on : | |||
| Tweet |
0 Comments
